EKSISTENSI BUDAYA BAHARI TRADISI PETIK LAUT DI MUNCAR BANYUWANGI

Authors

  • Eko Setiawan Alumnus Program Pascasarjana Sosiologi Universitas Brawijaya Malang

DOI:

https://doi.org/10.30762/universum.v10i02.750

Keywords:

budaya bahari, petik laut, islam, adat using

Abstract

Petik laut merupakan sebuah ungkapan rasa syukur masyarakat nelayan Muncar atas rezeki dan keselamatan yang diberikan oleh Tuhan melalui alam, khususnya laut. Ritual petik laut diselenggarakan sekali setiap tahun pada awal bulan Muharam atau bulan Syuro oleh penduduk yang tinggal di pesisir pantai. Fokus tulisan akan mengungkapkan wujud mitos dalam upacara petik laut di Muncar, prosesi ritual, serta nilai religius yang terdapat di dalamnya. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Kesimpulannya, serangkaian acara petik laut menggabungkan ajaran Islam dan adat using. Maksud dan tujuan dari berbagai upacara sedekah laut tersebut biasanya sama, yaitu memohon pada Tuhan agar para nelayan dianugerahi hasil laut yang melimpah pada tahun yang akan datang dan dihindarkan pula dari malapetaka selama melaut. Kebanyakan masyarakat nelayan tersebut meyakini bahwa laut memiliki penunggu (penjaga berupa makhluk ghaib). Karena itu, di setiap penyelenggaraan ritual slametan laut, mereka selalu memberikan sesaji yang dipersembahkan untuk makhluk-makhluk ghaib penunggu laut.

Downloads

Published

2022-11-28 — Updated on 2022-11-29

Versions

How to Cite

Eko Setiawan. (2022). EKSISTENSI BUDAYA BAHARI TRADISI PETIK LAUT DI MUNCAR BANYUWANGI. UNIVERSUM: Jurnal Keislaman Dan Kebudayaan, 10(02), 229–237. https://doi.org/10.30762/universum.v10i02.750 (Original work published November 28, 2022)

Issue

Section

Articles