Sikap Tawadhu’ Siswa SMP terhadap Guru Pada Pondok Pesantren Tanwirul Afkar Dusun Wadang Tempel Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo
DOI:
https://doi.org/10.30762/spr.v3i2.1873Keywords:
Tawadhu', Pondok Pesantren, Siswa, GuruAbstract
Pondok pesantren merupakan lembaga yang tetap eksis sampai sekarang. Dan semakin berkembangnya zaman, ada beberapa pondok pesantren yang mendirikan satu yayasan dengan sekolah formal, baik tingkat SMP ataupun SMA sederajat. Di pondok pesantren atau di sekolah formal pasti para santri atau siswa diberikan gemblengan tentang bagaimana berakhlak mulia, salah satunya tawaduk. Peneliti melakukan penelitian pada siswa yang bersekolah formal dan bermukim di pondok pesantren Tanwirul Afkar dengan melakukan observasi dan wawancara kepada guru mengenai sikap tawaduk siswa di dalam kelas setiap harinya. Penelitian ini dimaksudkan: Pertama, menjelaskan apa saja bentuk dan pelaksanaan sikap tawaduk siswa SMP Tanwirul Afkar terhadap guru Krian Sidoarjo. Dan kedua, untuk menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tawaduk siswa terhadap guru di SMP Tanwirul Afkar Krian Sidoarjo. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori terjemahan kitab bidayatl hidayah yang dikarang oleh Imam Al-Ghazali. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, sedangkan analisisnya meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap tawaduk siswa terhadap guru di SMP Tanwirul Afkar bermacam-macam. Apabila siswa melakukan kesalahan terhadap guru, ada yang menerima nasihat dan teguran tersebut, ada juga yang berani membangkang. Ketika kegiatan belajar di kelas berlangsung, kebanyakan siswa mendengarkan dan memperhatikan, tetapi ada juga yang berani berbicara sendiri bahkan keluyuran keluar masuk kelas. Pun ketika guru memerintahkan untuk mengerjakan tugas, ada siswa yang mengerjakan tugas dengan benar dan tepat waktu mengumpulkannya, mengerjakan tugas tetapi telat mengumpulkannya, bahkan tidak mengerjakan tugas dan mengumpulkannya. Perbedaan tersebut dikarenakan 3 faktor, yaitu faktor lingkungan masyarakat yang ditempati, faktor kepribadian guru pada saat mengajar dikelas, dan faktor pengetahuan siswa tentang pentingnya mencari ilmu.