Dungo Selametan Sebagai Tradisi Lisan Masyarakat di Dusun Njonowati Gresik: Analisis Formula Albert B. Lord
DOI:
https://doi.org/10.30762/spr.v2i1.653Keywords:
Dungo Selametan, Tradisi LisanAbstract
Tradisi lisan merupakan bentuk dari budaya lisan yang disampaikan secara verbal dari satu generasi ke generasi berikutnya atau diistilahkan dengan cerita turun-temurun. Tradisi lisan termasuk dalam kajian ilmu sastra lisan yang menekankan aspek penekanan pada kelisanannya yang memiliki aspek nilai-nilai sejarah, moral, keagamaan, adat istiadat, peribahasa, nyanyian dan mantra. Dari pengertian tersebut, maka hal ini dapat menjadi landasan yang tepat pada penelitian yang menyangkut masalah Dungo Selametan di dusun Njonowati, kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik yang akan dikaji berdasarkan aspek formulanya dengan menggunakan teori dari AlbertB.Lord. Data dalam penelitian ini bersumber pada dungo yang diutarakan oleh sesepuh di dusun, atau orang mempunyai sisi agamis yang sudah diakui seperti ustad, kyai, imam masjid, dan lain sebagainya. Walaupun teks dungo slamten tersebut tidak pernah ditemukan naskah aslinya, dan bahkan dianggap tidak pernah memiliki autentikasi yang sangat tepat. Akan tetapi, bukan berarti Dungo ini musnah begitu saja. Dungo ini sering diujarkan saat acara selapan seorang bayi. Dungo yang berisi hal-hal bernuansa doa ini tidak dapat diujarakan oleh sembarang orang, harus oleh tokoh tokoh yang dianggap sentral, seperti Ustad, Pemuka Agama, dan lain sebagainya. Antara pengujar Dungo satu dengan yang lainnya, di acara berbeda, memiliki perbedaan, namun memiliki formula formula yang tetap, sehingga tema yang ada di dalamnya tidak berubah, berinti pada sebuah doa demi keselamatan bayi kelak. Menilik hal ini, maka dapat dipertemukan teori mengenai formula dan tema Albert B.Lord dalam analisa Dungo Selametan di dusun Njonowati.