Upaya Pendekatan Sufistik dalam Mengatasi Krisis Mental di Kalangan Milenial
DOI:
https://doi.org/10.30762/spiritualita.v8i2.2309Keywords:
Pendekatan Sufistik, Krisis Mental, Kalangan MilenialAbstract
Generasi milenial kerap dianggap sebagai generasi yang rentan terhadap krisis mental lantaran semakin ketatnya persaingan di dunia modern ini, baik dari segi finansial, pekerjaan, maupun status sosial. Hal ini seringkali membuat generasi milenial mengalami kecemasan, stress, bahkan depresi. Salah satu solusi alternatif yang dapat digunakan dalam menangani krisis mental adalah melalui pendekatan sufistik yang fokus pada aspek spiritualitas seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis bentuk penanganan krisis mental di kalangan milenial melalui praktik-praktik sufistik serta melihat sejauh mana keefektifan pendekatan sufistik dalam mengatasi krisis mental. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Yang mana sumber data mengambil dari beberapa buku, jurnal, maupun artikel kemudian dianalisis dan diinterpretasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan sufistik dapat membantu kaum milenial dalam mengatasi krisis mental melalui penerapan prinsip-prinsip sufistik, seperti dzikir, berdoa, membaca al-Qur’an, shalat, dan juga puasa. Adapun efektivitas pendekatan sufistik dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti keterlibatan seseorang dalam kegiatan sufistik, penggunaan teknologi secara positif untuk memperdalam spiritualitas, adanya kesadaran spiritual, perubahan karakter, dan lain sebagainya.
Kata Kunci: Pendekatan Sufistik, Krisis Mental, Kalangan Milenial
Downloads
References
Asmaran. (2002). Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindio.
Ancok, Djamaluddin, dkk. (1995). Psikologi Islami.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin Ilham, Muhammad. (2004). Indonesia Berdzikir. Jakarta: Intuisi Press.
Ayu P.A, Meilia. (2021). Skripsi: “Quarter Life Crisis Pada Kaum Milenial”. Surakarta: UMS.
Azizah, Nur, Miftahul Jannah. (2022). “Spiritualitas Masyarakat Modern dalam Tasawuf Buya Hamka”, Academic Journal of Islamic Principles and Philosophy, 3(1), 86.
Bali, M. M. E. I., & Fadli, M. F. S. (2019). “Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Pesantren dalam Meningkatkan Ketahanan Mental Santri”. Jurnal Palapa, 7(1), 1–14.
Cholil, Adam. (2013). Meraih Kebahagiaan Hidup Dengan Zikir dan Doa. Jakarta Selatan: AMP Pres.
Daradjat, Zakiah. (1992). Doa Menunjang Semangat Hidup. Jakarta: Yayasan Pendidikan Islam Ruhama.
Dewi, Nur Kumala, et al. (2021). “Konsep Aplikasi E-Dakwah Untuk Generasi Milenial Jakarta”. Jurnal IKRA-ITH Informatika,5(2), 26–33.
Habibi, Amar, Suklani. (2023). “Konsep Pendidikan Tasawuf Pada Remaja Milenial,” Ilmu Pendidikan Dan Kearifan Lokal (JIPKL), 3(4), 206–32.
Handoyo, Budi. (2021). “Peran Tasawuf Dalam Membangun Nilai Keagamaan Masyarakat Modern,” Ta’wiluna: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Tafsir dan Pemikiran Islam, 2(1), 14–42.
Ibrahim, M. Zaki. (2002). Tasawuf Salafi (Terj, Abdul Syukur dan Rival Usman). Jakarta: Hikmah.
Kaheel, Abdeddaem. (2015). Obati Dirimu Dengan Al-Qur’an. Tangerang: PT. Iniperbesa Pustaka Indonesia.
Khajidah, C. D. (2018). Transformasi Perpustakaan untuk Generasi Millenial menuju revolusi industri 4.0. Jurnal Iqra', 12(02), 62-63.
Maryana, Ina, Deden Syarif Hidayatulloh. “Peranan Tasawuf Dalam Menghadapi Zaman Millennial”, Vol. 2, No. 1 (2022): 85–95.
Nasution, Harun. (1973). Filsafat dan Mistisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Putri, Diana. (2023). “Korelasi Nilai-Nilai Tasawuf Dengan Permasalahan Mental Di Era Modern,” Gunung Djati Conference Series, (19), 379–89.
Syukur, M. Amin. (2012). “Sufi Healing: Terapi dalam Literatur Tasawuf”. Semarang: UIN Walisongo, 20(2), (DOI: 10.21580/ws.20.2.205).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Spiritualita

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.