MENEMUKAN RUANG KETIGA DALAM DAKWAH ANTARBUDAYA (Analisis Cultural Studies sebagai Kritik atas Gerakan Dakwah Puritanisme)

Authors

  • Puji Laksono Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto

DOI:

https://doi.org/10.30762/mediakita.v1i2.366

Keywords:

dakwah, intercultural, The third space, Cultural Indentity

Abstract

Dakwah in Islam is a divine task performed by each individual and collectively to its adherents. Dakwah has a goal to invite people to the path of goodness and instructions for obtaining happiness of the world and the hereafter. Practice dakwah that accompanied the business domination and cultural imperialism as did the puritans will only lead to dissociative interaction processes of intercultural, which leads to a clash of cultures, conflicts and contradictions. It is certainly far from ideal destination dakwah. Thus, the sociological aspect in the implementation of dakwah is also worth noting, that not only makes the community as an object, but also should
pay attention to the community as a subject of dakwah. Which not only makes the community as an object, but also should pay attention to the community as a subject of dakwah. Side of the subjectivity of society is cultural identity. Implementation of dakwah should be accompanied by an understanding of the cultural differences that practiced by the community to find a third space that is dialogical in intercultural dakwah.

References

Anshari, Saifudin. 1969. Pokok -Pokok Pikiran tentang Islam. Bandung: Pelajar.

Barker, Chris. 2011. Cultural Studies : Teori dan Praktik. Yogyakarta : Kreasi Wacana.

Darmawan, Darwin. 2014. Identitas Hibrid Orang Cina. Yogyakarta: Gading Publishing.

Geerts, Clifford.1989. Abangan, Santri, dan Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta : Pustaka Jaya.

Harris, Philip R. dan Moran, Robert T. 1982. Memahami Perbedaan-perbedaan Budaya. Dalam: Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaludin (Ed). 2014. Komunikasi Antarbudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Hendropuspito, D. 1983. Sosiologi Agama.Jakarta : Kanisius.

Luthfi, Khabibi Muhammad. 2016. Islam Nusantara : Relasi Islam dan Budaya Lokal. Jurnal Shahih, Vol 1, No. 1.

Surakarta : IAIN Surakarta.

Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaludin (Editor). 2014. Komunikasi Antarbudaya : Panduan Berkomunikasi dengan Orangorang Berbeda Budaya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Ma’rifah, Indriyani dan Asroni, Ahmad. 2013. “Berebut Ladang Dakwah pada Masyarakat Muslim Jawa.” Jurnal dakwah, Vol. XIV, No. 02. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga.

Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

--------------------. 1989. Menjadi Manusia Antarbudaya. Dalam : Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaludin (Ed). 2014. Komunikasi Antarbudaya : Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulder, Niels.1985. Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta : Sinar Harapan.

Nanang, Martono.2011. Sosiologi Perubahan Sosial : Perspektif Klasik, Modern, Posmodren, dan Poskolonial. Jakarta : Rajawali Press.

Sanderson, Stephen K. 2011. Makrososiologi : Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sobur, Alex. 2016. Kamus Besar Sosiologi. Bandung : Penerbit Pustaka Setia.

Warsono. 2004. Agama : Fungsi dan Disfungsi Sosial. Jurnal Ilmu Sosial. Volume 1. Nomor 1. Surabaya : Prodi Sosiologi Unesa.

Wertheim, W.F.1999. Masayarakat Indonesia dalam Transisi : Studi Perubahan Sosial. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya.

Zaprulkhan.2014.Selubung Ideologis Kaum Puritan dalam Perspektif Khaled Abou el-Fadl. Jurnal Kalam : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam. Volume 8. Nomor 2. Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Downloads

Published

2017-07-30

How to Cite

Puji Laksono. (2017). MENEMUKAN RUANG KETIGA DALAM DAKWAH ANTARBUDAYA (Analisis Cultural Studies sebagai Kritik atas Gerakan Dakwah Puritanisme). Jurnal Mediakita : Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 1(2), 185–195. https://doi.org/10.30762/mediakita.v1i2.366