FOTO PREWEDDING DALAM PRESPEKTIF SANTRI PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH BANDAR KIDUL MOJOROTO KOTA KEDIRI

Authors

  • Andik Hermawan STAIN Kediri
  • Ropingi STAIN Kediri

DOI:

https://doi.org/10.30762/mediakita.v1i1.536

Keywords:

Konstruksi, Santri, Foto Prewedding

Abstract

Fotografi menjadi sebuah ladang bisnis baik bagi fotografer pemula maupun fotografer profesional.
Sekarang ini foto prewedding sudah menjadi budaya baru di tengah-tengah masyarakat modern, yakni foto
yang dilakukan sebelum pernikahan. Tidak terkecuali umat muslim juga melaksanakan foto prewedding
yang mana hukum dari foto prewedding tersebut adalah haram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pemaknaan santri Pondok Pesantren Al-Ishlah Bandar Kidul Mojoroto Kota Kediri terkait tentang
foto prewedding tersebut. Mulai dari tahap eksternalisasi di mana santri beradaptasi dengan budaya baru ini.
Kemudian tahap objektivasi, memahami bagaimana dan seperti apa foto pre wedding. Yang terakhir tahap
internalisasi, yakni santri memberi pemaknaan atau penafsiran terhadap foto pre wedding.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan tiga metode
pengumpulan data yaitu observasi, yang mana penulis menjadi observasi partisipan, wawancara mendalam
(indept interview), informan dari penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Al-Ishlah yang berjumlah
20 orang, dan selanjutnya dokumentasi. Untuk menganalisis data penulis menggunakan teknik Analisis
Interaktif Miles dan Huberman dengan membuat gambaran yang sistematis, faktual dan analisisnya
dilakukan melalui tiga jalur reduksi data, penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa santri Pondok Pesantren Al-Ishlah Bandarkidul, Mojoroto, Kota
Kediri memberi penafsiran atau pemaknaan terhadap foto prewedding dengan beberapa tahap seperti
yang dikemukakan oleh Peter L. Berger. Pertama tahap eksternalisasi di mana santri membuka diri dan
beradaptasi dengan budaya baru yang ada di masyarakat yakni foto pre wedding. Kemudian tahap objektivasi,
santri berusaha memahami bagaimana dan seperti apa foto pre wedding tersebut. Yang terakhir tahap
internalisasi, yakni santri memberi pemaknaan atau penafsiran terkait foto pre wedding yang menjamur
di masyarakat. Bahwa hukum foto pre wedding menurut santri adalah haram, apabila dalam pembuatan
dan hasil foto terdapat adegan atau pose yang melanggar syariat. Dan boleh melakukan foto pre wedding,
apabila dalam pembuatan dan hasil foto pre wedding tidak menyalahi syariat dan norma agama.

References

Abidin , Slamet. Fiqih Munakahat 1. Bandung: CV Pustaka Setia. 1999.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.

DeVito, Joseph A. Komunikasi Antarmanusia; Kuliah Dasar, Alih Bahasa Agus Maulana. Jakarta: Professional Books 1997.

Dewi, Citra Smara dan Fabianus Hiapianto Koesoemadinata, Seri Profesi Industri Kreatif, manjadi Skenografer. Solo:

Metagraf, 2012.

Ebta Setiawan, KBBI: Kamus Besar Bahasa Indonesia, versi offline.Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif:

Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Halan, Adiana Rakhmi. Analisis Hukum Islam Terhadap Upah Fotografer Prewedding: Hasil Keputusan Bahtsul Masail Ke Xii Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) Se Jawa Timur. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2013.

Hardy Malcolm & Steve Heyes, Pengantar Psikologi, Alih Bahasa Soenardji (Jakarta: Erlangga), 1988.

Indriati, Etty. Ensiklopedia Sains dan Teknologi. Jakarta: Lentera Abadi, 2007.

Kholidi, Fauzi Nur. dan Rahmat Hadi santoso, Pondok Pesantren Al-Ishlah dan Perkembangannya Setengah Abad. Kediri: Pon. Pes. Al-Ishlah, 2010.

Luna, Hikari. Njepret otodidak: kamera DSLR untuk pemula. Jogjakarta: Trans idea publishing, 2014.

Marliani, Roleny. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Maunah, Binti. Tradisi Intelektual Santri. Yogyakarta: Teras, 2009.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Moesa, Ali Maschan. Nasionalisme Kiai; Konstruksi Sosial Berbasis Agama. Yogyakarta: LkiS, 2007.

Mu’awanah, Manajemen Pesantren Mahasiswa: Studi Ma’had UIN Malang. Kediri: STAIN Kediri Press, 2009.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003.

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara, 2007.

Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991.

Rita L Atkinson, et al.,. Pengantar Psikologi, Jilid 1, Edisi Kesebelas, Penerjemah Widjaja Kusuma, Interaksara, batam,

tanpa tahun.Sindoro, Alexander. Ensiklopedia Bergambar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Batam: Quality Press, 2006.

Sobur, Alex. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia, 2009.

Sudarma, I Komang. Fotografi. Jogjakarta: Graha Ilmu, 2014.

Susilo, Suko. Sosiologi Komunikasi Sebuah Pengantar. Surabaya: Jenggala Pustaka Utama, 2008.

Sugiyono, Mamahami Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta, 2005.

Sugiyono, Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis, dan Desertasi. Bandung: Alfabeta, 2014.

Syarifuddin, Amir. HUKUH PERKAWINAN ISLAM di INDONESIA: Antara Fiqh Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Kencana, 2006.

Tachsun, Maya. “Persepsi Kiai dan Santri terhadap Facebook (Studi Kasus Penetapan Fatwa Hukum Pengguna Facebook oleh Bahsul Masail Lirboyo Kediri)”. Skripsi tidak diterbitkan. Kediri: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri, 2014.

http://female.kompas.com/read/2009/06/ 30/04090852/memahami.fotografi.pre.wedding

https://id.wikipedia.org

Downloads

Published

2017-01-22

How to Cite

Andik Hermawan, & Ropingi. (2017). FOTO PREWEDDING DALAM PRESPEKTIF SANTRI PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH BANDAR KIDUL MOJOROTO KOTA KEDIRI. Jurnal Mediakita : Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 1(1), 91–114. https://doi.org/10.30762/mediakita.v1i1.536