Konstruksi Makna Malo dalam Kehidupan Sosial dan Beragama di Madura
DOI:
https://doi.org/10.30762/empirisma.v30i2.427Keywords:
:The meaning construction, malo, ca’oca’, Madurese cultureAbstract
Abstract
Shame (malu in Indonesia or malo in Madura) is closely related to pride for Madurese people. Malo is frequently
become postulate to make a deal with violence which is known by carok or fight using weapons to recover that
pride. For that, it is necessary to discuss how that exactly the meaning construction of malo for Madurese people
is and how that malo creates social ethic and religion in Madura. This study used a qualitative approach with
the constructive paradigm, and its technique used visible observation, in-depth interview, documentation and
library research. Result of this study showed that malo is such a kind of expression for Madurese people to
defend their reputation and pride. All kind of defenses will be taken in order to prevent this malo, even if it is an
extreme act which leads to death. This coincides with Madurese philosophy as ca’oca’ which stated that “Better
to die than live to bear malo”. The big problem will usually occur if this malo was bothered by religious friction
and offends the family honor. This malo is a logic consequence as social and religious ethic around Madurese
people. Therefore, malo then forms a mindset and gives a positive lifestyle by maintaining social and religious
ethic, in order to honor a pride value and human right.
Downloads
References
Agus, Bustanuddin. Integrasi Sains dan Agama Tinjauan Filsafat Ilmu Kontemporer. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. 2013.
Ali, A. Mukti. Teknologi dan Falsafah Hidup dan Kehidupan Beragama dalam Proses Pengembangan Bangsa Dalam, Agama dan Kerukunan Penganutnya. Bandung: PT Al Ma’arif. 1980
Asis, Sofioedin. Carok adalah Kejahatan Pembunuhan Biasa, Madura III, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1979.
Bastari, Fiandarti, Yoesi Ika. Kosa Kata Bahasa Madura. Surabaya: Karya Simpati Mandiri. 2009.
Benedict, R. Patterns of culture. New York: Mentor Books. 1959.
Burhan, Edi. et al., Inventarisasi Tradisi Ritus pada Masyarakat Madura di Sumenep: Laporan Penelitian. Jember: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Jember. 1994.
Djauhari, Moh. Tidjani. Peran Islam dalam Pembentukan Etos Masyarakat Madura, dalam Aswab Mahasin dkk. [ed.], Ruh Islam dalam Budaya Bangsa: Aneka Budaya di Jawa. Jakarta: Yayasan Festival Istiqlal. 1996.
Djauhari, Mohammad Tidjani. Membangun Madura. Jakarta: Taj Publishing. 2008.
Effendi, Bisri. An-Nuqayah: Gerak Transformasi Sosial di Madura. Sumenep: Perhimpunan Pengembangan Pesantren & Masyarakat (P3M). 1990.
Giawa, E. Constant dan Nani Nurrachman. Reprensentasi Sosial Tentang Makna Malu Generasi Muda di Jakarta. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Hadi, Sutrisno. Metodologi Reseach.Yogyakarta: Andi Offset. 1999
Hamka, Zainuddin. Islam dan Etos Kerja, Jurnal Pemikiran Islam Kontektual, vol.4, no.1, Juni 2013.
Harun, Hadiwijono. Konsepsi Manusia dalam Kebatinan Jawa. Jakarta: Sinar Harapan, 1983.
Hidayat, Ainur Rahman. Sinergitas Filsafat Ilmu dengan Khazanah Kearifan Lokal Madura. Pamekasan: Duta Media Publishing. 2018.
Husnaini, M. Menemukan Bahagia Mengarifi Kehidupan Menuju Ridha Tuhan. Jakarta: PT. Elex Media Kompotindo. 2013.
Imron, D. Zawawi. Wawancara. Sumenep. 2019.
Jean, Grondin, Sejarah Hermeneutik dari Plato sampai Gadamer. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2007.
Kaelan. Metodologi Penelitian Kualitatif bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradigma. 2005.
Kitab Fathul Bari 1/522 saat mensyarahkan bab haya’ di kitab hadits no. 6118. Mansurnoor, Iik Arifin. Islam in an Indonesian World. Ulama of Madura. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1990.
Mubyanto, Loekman Soetrisno, dll. Etos Kerja dan Kohesi Sosial. Yogyakarta: P3PK-UGM. 1993.
Nilam, Muhammad. Perilaku Bisnis Orang Madura Kontemporer, dalam Aswab Mahasin dkk. [ed.], Ruh Islam dalam Budaya Bangsa: Aneka Budaya di Jawa. Jakarta: Yayasan Festival Istiqlal. 1996.
Rahardjo, Mudjia. Dasar-Dasar Hermeneutika antara Intensionalisme dan Gadamerian. Yogayakarta: Ar-Ruzz Media. 2008.
Rifai, Mien Ahmad. Manusia Madura. Yogyakarta: Pilar Media. 2007.
Safioedin, A. Kamus Bahasa Madura Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1977.
Sartini. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati, Jurnal Filsafat Jilid 37, Nomor 2. Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM. 2004.
Shahih Sunan Ibnu Majah 2/406, hadits no. 3373/4184 (shahih) Siahaan, Hotman. Carok Sebagai Komunitas Masyarakat Pedesaan Madura, Madura I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1982.
Sumaryono, E. Hermeneutik sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta: Kanisius. 1999.
Sutrisno, Mudji dan Hendar Putranto. Teori teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius. 2005.
Suyanto, Bagong and Sutinah. Metode penelitian sosial. Jakarta: Kencana, 2005.
Tjahyadi, Sindung, dan Mustafa Anshori. Petangan dalam Kosmologi Jawa di Tengah Pluralitas Pandangan Dunia, Jurnal Filsafat. Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM. 1996.
Warisman. Penguatan Identitas Budaya Lokal Jawa Timu: Mencari Jejak Kearifan Lokal. Malang: UB Press. 2015.
Wibisono, Koento, S., Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Aktualitasnya dalam Upaya Pencapaian Perdamaian Dunia yang Kita Cita-Citakan. Yogyakarta: Fakultas Pasca Sarjana UGM. 1984.
Wisarja, I Ketut. Hermeneutika Sebagai Metode Ilmu Kemanusiaan, Perspektif Hermeneutika Wilhelm Dilthey, Jilid 35, Nomor 3. Surabaya: Jurnal Filsafat. 2003.
Wiyata, A. Latief. Carok (Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura). Yogyakarta: LKiS. 2002.
Wiyata, A. Latief. Masyarakat Madura dan Interaksi Antar Etnik, dalam Aswab Mahasin dkk. [ed.], Ruh Islam dalam Budaya Bangsa: Aneka Budaya di Jawa. Jakarta: Yayasan Festival Istiqlal. 1996
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 as.hafil@iainkediri.ac.id, alamienprenduan@gmail.com
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.