Tradisi Nikah Malem Songo di Tuban Jawa Timur : Studi Living Hadis
DOI:
https://doi.org/10.30762/cr.v1i1.1181Keywords:
Tuban Community Traditions, Weddings, Malem SongoAbstract
This article aims to reveal the meaning of marriage during the ninth night of Ramadhan, especially in Tuban Regency. This tradition is highly esteemed among the people of Tuban and has been passed down through generations. "Nikah malem songo" is one of the traditions of Javanese Muslim communities in the Tuban region, and it is carried out on the 29th night of Ramadhan. This night is considered auspicious for conducting marriages, and as a result, dozens or even hundreds of prospective brides and grooms gather to solemnize their weddings in a single night. This research has two main focuses: firstly, to understand the significance of the practice of "nikah malem songo" among the Muslim community in Tuban Regency, and secondly, to examine the transmission of hadiths that contribute to the construction of this practice. This study is conducted as a field research and employs a qualitative approach. Data is collected through interviews, observations, and document analysis. Subsequently, data analysis is carried out in a descriptive-analytical manner. The research findings indicate that "nikah malem songo" serves as a critique by the community against Javanese calculations and negative perceptions of the month of Ramadhan. The community believes that getting married on the ninth night of Ramadan brings blessings, and this belief is based on the fact that these marriages are specifically held at the end of Ramadan, during the night of lailatul qadar, which is considered the most blessed night. The preservation of the "nikah malem songo" tradition within the community is closely tied to the hadith texts that underpin it, such as the hadith about the marriage of the Prophet and Khadijah in the month of Syawal, the hadith emphasizing the virtues of Ramadhan, and the hadith regarding the excellence of lailatul qadar.
[Artikel ini bertujuan untuk mengungkap makna pernikahan pada malem songo bulan Ramadhan, khususnya di Kabupaten Tuban. Tradisi begitu diistimewakan di kalangan masyarakat Tuban dan merupakan tradisi turun temurun. Nikah malem songo merupakan salah satu tradisi masyarakat Muslim Jawa di daerah Tuban yang dilakukan pada malam ke-29 bulan Ramadhan. Malam tersebut dianggap malam yang baik untuk melangsungkan pernikahan, sehingga dalam satu malam terdapat puluhan bahkan ratusan calon pengantin yang akan melangsungkan akad nikah. Terdapat dua fokus kajian dalam penelitian ini, yaitu bagaimana pemaknaan atas praktik pernikahan malem songo oleh masyarakat Muslim di kabupaten Tuban?, dan bagaimana transmisi hadis yang turut mengkonstruksi praktik tersebut?. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dan dikaji menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nikah malem songo hadir sebagai kritik masyarakat terhadap perhitungan Jawa dan anggapan buruk terhadap bulan Ramadhan. Masyarakat berpandangan bahwa menikah di malam songo memiliki nilai keberkahan. Hal ini didasarkan pada pelaksanaannya yang dikhususkan pada akhir bulan Ramadhan di mana di dalamnya terdapat malam lailatul qadar, dan diyakini sebagai bulan yang paling dimuliakan. Nikah malem songo sebagai sebuah tradisi yang dilestarikan di masyarakat tidak terlepas dari teks-teks hadis yang melandasinya, seperti hadis tentang pernikahan Nabi dan Khadijah di bulan Syawal, hadis tentang keutamaan bulan ramadhan, dan hadis tentang kemuliaan lailatul qadar.]
Downloads
References
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, Bab Abu Hurairah R.A., Juz 16, hlm 427, Software Maktabah Syamilah
Arif Marsal, dan Ryna Parlyna, “Pencatatan Perkawinan: Antara Rukun Nikah dan Syarat Administratif,” Jurnal An-Nur, 4.1 (2015), 41–55 <http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/Annur/article/view/2052>
Asadurrohman, Ahmad Abdullah, “Fenomena Pernikahan Malem Songo Masyarakat Kecamata Baureno Bojonegoro {SKRIPSI},” 2023
Asari, Aas, “Analisis Sanad dan Matan Hadis Tentang Keutamaan Bulan Ramadan (Dibelenggunya Setan-Setan),” Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis, 5.02 (2017), 385 <https://doi.org/10.24235/sqh.v5i02.4347>
BPS Kabupaten Tuban, Kabupaten Tuban Dalam Angka 2023 (BPS Kabupaten Tuban)
Hanik, U., and I. H. Ansori. “The Study of Living Hadith of the Ancak Tradition in Wedoroklurak Village, Candi, Sidoarjo”. ESENSIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, vol. 20, no. 2, Oct. 2019, pp. 217-31, doi:10.14421/esensia.v20i2.2110.
Hakim, Anwar, dan Kiki Muhammad Hakiki, “Penentuan Hari Baik Pernikahan Menurut Adat Jawa Dan Islam (Kajian Kaida Al-Addah Al-Muhakkamah),” Nizham Journal of Islamic Studies, 10.1 (2022), 76 <https://doi.org/https://doi.org/10.32332/nizham.v10i1.6834>
Hartono, “Petung Dalam Primbon Jawa,” Litera, 15.2 (2016), 256–68 <https://doi.org/10.21831/ltr.v15i2.11827>
Imam Muslim, Shahih Muslim, Bab Keberkahan Bulan Ramadhan, Juz 2, hlm 758, Software Maktabah Syamilah
Imam Muslim, Shahih Muslim, Kitab Nikah, Bab Sunnahnya menikah di bulan syawal dan membangun rumah tangga di bulan tersebut juga, Juz 2, hlm 1039, Software Maktabah Syamilah.
Jamal Ghofir, “Relasi Budaya Dalam Penyebaran Islam Di Bumi Wali Tuban,” Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam, 12.2 (2019), 47–68 <https://doi.org/10.51675/jt.v12i2.23>
Kusumo, Dewoto, dan Rifki Afandi, “Menghormati Tetua dan Norma Masyarakat: Memahami Larangan Adat Nikah Malem Songo Geblake Mbah,” Indonesian Journal of Innovation Studies, 13.1 (2020), 1–12 <https://doi.org/10.21070/IJCCD2023870>
Listyana, Rohmaul, dan Yudi Hartono, “Persepsi Dan Sikap Masyarakat Terhadap Penanggalan Jawa Dalam Penentuan Waktu Pernikahan (Studi Kasus Desa Jonggrang Kecamatan Barat Kabupaten Magetan Tahun 2013),” Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 5.01 (2015), 118 <https://doi.org/10.25273/ajsp.v5i01.898>
Mukaromah, Kholila, Dewi Aulia, dan Khaerul Umam, “Fungsi Pembacaan Sab’U Al-Munjiyât Bagi Komunitas Pesantren Putri Al-Mahrusiyah,” Qof, 6.1 (2022), 1–22 <https://doi.org/10.30762/qof.v6i1.266>
Muqoyyidin, Andik Wahyun, “Dialektika Islam dan Budaya Lokal dalam Bidang Sosial sebagai Salah Satu Wajah Islam Jawa,” El-Harakah (Terakreditasi), 14.1 (2012), 18–33 <https://doi.org/10.18860/el.v0i0.2197>
Nafsiyah, Z. ., and I. H. . Ansori. “KIDUNG RUMEKSO ING WENGI DAN KORELASINYA DENGAN SURAT MU’AWWIDHATAIN: Kajian Living Qur’an”. QOF, vol. 1, no. 2, Dec. 2017, pp. 143-57, doi:10.30762/qof.v1i2.921.
Nugraha, Dwiki Ade, “Pemetaan Wilayah Pesisir Sebagai Upaya Pengembangan Potensi Sumberdaya Desa Sobontoro Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur.Pdf,” 2015 <http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133942>
Prasetio, Dicky Eko, “Budaya Hukum Perkawinan Pada Malem Songo,” Https://Www.Researchgate.Net/Publication/351613323, 2021
Qudsy, Saifuddin Zuhri, “Living Hadis: Genealogi, Teori, Dan Aplikasi,” Jurnal Living Hadis, 1.1 (2016), 177 <https://doi.org/10.14421/livinghadis.2016.1073>
Rahayu, Wahyu Puji, “Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Masyarakat Muslim Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri ( Iain ) Kediri” (IAIN KEDIRI, 2019)
Solicitor, Aileena, dan Fitria Ramadhani, “Strategi Perancangan Rebranding Kabupaten Tuban Yang Memiliki Potensi Religi, Budaya Dan Sejarahnya,” DeKaVe, 1.2 (2021), 1–13 <https://doi.org/10.24821/dkv.v1i2.4866>
Suraida, Suraida, Supandi Supandi, dan Dina Prasetyowati, “Etnomatematika pada Perhitungan Weton dalam Tradisi Pernikahan Jawa,” Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 1.5 (2019), 172–76 <https://doi.org/10.26877/imajiner.v1i5.4464>
Syam, Nur, ‘Tradisi Lokal Pesisiran: Studi Konstruksi Sosial Upacara Pada Masyarakat Pesisir Palang, Tuban Jawa Timur’ (unpublished Disertasi, Pascasarjana Universitas Airlangga, 2003)
Toriqirrama, Faby, “Nikah malem songo,” Tesis : UIN Sunan Ampel Surabaya, 2020
Wibisana, Wahyu, “Pernikahan Dalam Islam,” Jurnal Pendidikan Agama Islam - Ta’lim, 14.2 (2016), 185–93 <https://doi.org/10.55681/seikat.v1i1.97>
Widiatmaka, Widiatmaka, Wiwin Ambarwulan, Muhamad Yanuar Jarwadi Purwanto, Yudi Setiawan4, dan Hefni Effendi, “Daya Dukung Lingkungan Berbasis Kemampuan Lahan Di Tuban, Jawa Timur (Land Capability Based Environmental Carrying Capacity In Tuban, East Java),” Jurnal Manusia dan Lingkungan, 22.2 (2015), 247 <https://doi.org/10.22146/jml.18749>
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Evi Dwi Intan Mey Prafita, Rikhlatul Qurba, Kholila Mukaromah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
The use of the articles will be governed by the Creative Commons Attribution license as currently displayed on Creative Commons Attribution 4.0 International License.