PERMINTAAN PERSAKSIAN DAN PEMBEBASAN HUTANG MAYIT DALAM TRADISI UPACARA PEMBERANGKATAN JENAZAH (STUDI LIVING HADITH)

Authors

  • Khamim STAIN Kediri

DOI:

https://doi.org/10.30762/universum.v10i02.756

Keywords:

permintaan persaksian, pembebasan hutang, living hadith

Abstract

Salah satu fenomena living hadith pada masyarakat Nahḍiyyīn Jombang adalah tradisi permintaan persaksian dan penanggungan hutang mayit setelah dilakukan shalat jenazah. Tulisan ini menguraikan tradisi masyarakat Jombang tersebut dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, serta pendekatan normatif-tekstual untuk menguji kesahihan tradisi tersebut jika diukur dengan teks hadith. Kesimpulannya, tradisi permintaan persaksian terhadap jenazah setelah dilakukan shalat jenazah, sesungguhnya masih sesuai dengan ajaran Nabi, karena tradisi itu dilakukan untuk mendoakan mayit, dan tujuan shalat jenazah adalah memintakan pertolongan. Demikian juga, tradisi permintaan pembebasan hutang mayit setelah dilakukan shalat jenazah masih sejalan dengan hadith Salmat ibn al-Akwa’, tentang penolakan Nabi melakukan shalat terhadap jenazah sebelum terdapat orang yang menanggung hutangnya, karena setelah terjadi fatḥ makkah justeru Nabi sendiri sebagai orang pertama yang menanggung hutang orang mukmin yang meninggal dunia. Tradisi di atas dipandang masih sejalan dengan kandungan makna hadith, sehingga living hadith ini dipandang benar dan sesuai dengan syari’at Islam.

Downloads

Published

2022-11-28 — Updated on 2022-11-29

Versions

How to Cite

Khamim. (2022). PERMINTAAN PERSAKSIAN DAN PEMBEBASAN HUTANG MAYIT DALAM TRADISI UPACARA PEMBERANGKATAN JENAZAH (STUDI LIVING HADITH). UNIVERSUM: Jurnal Keislaman Dan Kebudayaan, 10(02), 113–130. https://doi.org/10.30762/universum.v10i02.756 (Original work published November 28, 2022)

Issue

Section

Articles