KONSEP SAHABAT MENURUT MAḤFŪẒ AL-TARMASĪ (1842-1920 M)
DOI:
https://doi.org/10.30762/universum.v11i01.726Keywords:
ādil, Maḥfūẓ al-Tarmasī,, Manhaj Żawīal-Naẓar, SahabatAbstract
Tulisan ini mencoba untuk mengeksplorasi konsep sahabat dalam kitab Manhaj Żawīal-Naẓarkarya Maḥfūẓ
al-Tarmasī. Kitab ini merupakan Sharḥ Naẓm Alfīyah al-Suyūṭī (w. 911 H) yang terdiri dari 980 bait syair,
kemudian ditambah 20 bait oleh al-Tarmasīsehingga jumlahnya genap 1000 bait. Salah satu hal menarik
yang dikaji dalam kajian hadith adalah tentang konsep sahabat yang merupakan sumber atau periwayat
pertama suatu hadith. Keabsahan seorang sahabat memang menjadi polemik antara Sunni dan Shi’i, lebihlebih tentang konsep keadilan sahabat. Dalam kitab tersebut sama sekali tidak ada konsep yang baru tentang
konsep sahabat secara umum, apalagi tentang keadilan sahabat. Al-Tarmasī hanya mengulangi penjelasanpenjelasan ulama terdahulu dalam menulis kitabnya. Dengan mengikuti jumhur ulama ia mengatakan
bahwa semua sahabat ādil, tetapi fakta sejarah mengatakan bahwa tidak semua sahabat ādil. Tulisan ini telah
membuktikan hal tersebut, dengan mengutip beberapa sumber yang ada. Sarjana-sarjana Muslim modern
juga mempertanyakan tentang konsep al-ṣaḥābah kulluhum udūl. Dalam beberapa literatur telah dicontohkan
beberapa kelakuan sahabat-sahabat yang sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai keislaman.Banyak
sekali contoh kasus perbuatan sahabat yang tercela sehingga bisa dikatakan bahwa konsep al-ṣaḥābah
kulluhum udūl tidak harus dipahami sebagai semua sahabat ādil. Pengertian yang tepat adalah sebagian
sahabat adalah ādil karena “kullu” di sini bersifat juz’iyah (sebagian), bukan kulliyah (menyeluruh).
Downloads
Downloads
Published
Versions
- 2022-11-28 (2)
- 2022-11-28 (1)