TARBIYAH SALAT QABLIYAH DAN BA'DIYAH DARI RASULULLAH
DOI:
https://doi.org/10.30762/universum.v15i1.716Keywords:
Hadith Qabliyah-Ba'diyah, PenafsiranAbstract
Hadith memiliki posisi sentral dalam Islam. Ia merupakan sumber kedua setelah al-Qur'an yakni berfungsi merinci pesan-pesan al-Qur'an yang mujmal, sehingga diperoleh keterangan yang jelas dalam menjalankan amaliah ibadah sehari-hari, termasuk shalat Qabliyah dan Ba'diyah. Akan tetapi faktanya, hegemoni pemikiran fiqh lebih kental mewarnai daripada pemahaman terhadap hadith dalam menentukan amaliah ibadah kaum Muslim, terutama Muslim Indonesia. Fiqh seakan-akan menjadi tolok ukur pertama dan utama dalam menghadapi persoalan. Oleh karena itu, peneliti akan menghadirkan bagaimana sebenarnya hadith melukiskan af aliyah Rasulullah terkait salut Qahliyah dan Ba'diyah murni sesuai dengan pandangan alamah (ach>th
Dalam penelitian ini, motode yang digunakan adalah metode hadith tematik. Yakni dengan mengumpulkan hadith-
hladith yang setema yang membahas stalat Qabilyah dan Ba'dayah Rasulullah. Dalam penelitian ini, sebelum
melangkah pada pemahaman hadith akan dipaparkan validitas kualitas hadith, sehingga dapat digunakan sebagai
pedoman penafsiran. Adapun lokal penelitian hadith adalah kitab kutab al-tis'ah, sedangkan pemahamannya diambil dari sharh kitab hadith. Dari hasil penelitian diperoleh penjelasan bahwa Rasulullah melaksanakan stalar Qabliyah dan Ba'diyah: Qabliyah subuh sebanyak dua raka'at dan setelahnya beliau tidur ringan sampai muadzin iqamat. Qabliyah Dhubur beliau laksanakan dua raka'at dan terkadang empat raka'at, sedangkan Ba'diyah Dhuhur beliau laksanakan dua raka'at Qabliyah "As far beliau laksanakan empat raka'at dengan dua kali salam. Untuk Qubliyah Maghrib Rasulullah memerintahkan menjalankannya bagi mereka yang menghendaki, tapi dengan catatan jangan menganggapnya sebagai kesunnahan yang dikuatkan, sedangkan Ba'diyah Maghrib, beliau menjalankan dua raka'at. Ba'diyalı "Isha>, beliau menjalankan dua raka'at.