REKONSEPTUALISASI IJTIHAD MUHAMMAD
TELAAH HERMENEUTIS PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAHRUR TENTANG AS-SUNNAH
DOI:
https://doi.org/10.30762/universum.v16i1.3Keywords:
syahrur, rekoseptualisasi, as-sunnahAbstract
This study aims to explain and analyze the reconceptualization of the Prophet Muhammad's ijtihad in Muhammad Syahrur's view. This type of research is library research, namely, examining data related to the discussion by examining two primary books written by M. Syahrur, namely al-Kitāb wa al-Qur'ān Qirā'ah Mu'āshirah and Nahwa al- Ushl al-Jadīdah li al-Fiqh al-Islāmī. This study concludes that the product of the Prophet's ijtihad outside of matters of hudud, worship, hudud and unseen matters is not a revelation. Syahrur gave a new definition of as-Sunnah. As-Sunnah in language means ease or easy flow. This is in accordance with what the Prophet did by applying the laws easily and moving within the scope of God's limits.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis rekonseptualisasi ijtihad nabi Muhammad dalam pandangan Muhammad Syahrur. Jenis penelitian ini adalah library research (penelitian pustaka) yaitu, meneliti data yang berkaitan dengan pembahasan dengan cara menelaah dua kitab primer yang ditulis oleh M. Syahrur yakni al-Kitāb wa al-Qur’ān Qirā’ah Mu’āshirah dan Nahwa al-Ushūl al-Jadīdah li al-Fiqh al-Islāmī. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Produk ijtihad Nabi di luar persoalan hudud, ibadah, hudud dan hal-hal ghaib bukanlah termasuk wahyu. Syahrur memberikan definisi baru tentang as-Sunnah. As-Sunnah secara bahasa berarti kemudahan atau aliran yang mudah. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Nabi dengan menerapkan hukum-hukum dengan mudah dan bergerak dalam cakupan batasan-batasan Tuhan.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Alim Khoiri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.